Secara sadar saya telah mencoba untuk keluar dan mulai belajar self healing menghilangkan anxiety, menambah banyak pekerjaan, membaca buku, menulis, mendengarkan lagu, main game atau menonton youtube. Akan tetapi kondisi kesehatan fisik yang tidak memungkinkan untuk banyak gerak membuat saya biasa-biasa saja dan kembali lagi pada pikiran ketakutan, panik, dan cemas akan masa depan.
Bermula dari rasa kehilangan yang berulang, membuat saya tidak bisa berpikir jernih untuk menatap masa depan lebih baik, atau setidaknya berpikir semua orang berhak bahagia kok, kita saja belum. Teman dan keluarga pun menyadarkan saya untuk lebih mendekat ke agama atau lebih religius dalam beribadah, tapi ketenangan jiwa sendiri tidak saya temui disitu.
Ada satu kata-kata seorang Monk yang tidak sengaja saya baca di facebook, bahwa kesedihan itu bersifat sementara, kebahagiaan pun juga bersifat sementara, jadi bagaimana dengan diri kita menyikapinya.
Komentar
Posting Komentar