Jakarta sore itu, di stasiun gambir setelah mengantar seorang kawan pulang ke daerah asal kami, saya menunggu kamu yang katanya akan menyususul. Lima belas menit duduk di ruang tunggu depan toilet yang tak jauh dari restaurant cepat saji.
Beberapahari sebelumnya memang kami terlibat dalam sebuah obrolan dan kamu menyuruhku ke kotamu. Entah kebeteluan yang tidak sengaja saya dpata tugas untuk ke Jakarta.
Sore itu sepulang kerja dan pesan singkat yang kamu kirim kita berjanji utuk bertemu di sebuah restaurant cepat saji, kamu masih mengenakan seragam kantor baju putih digulung lengannya dan membawa peralatan kerja.
Kamu lapar dan ingin dan belum makan sedari pagi katamu, pesanan dua pack ayam dengan bonus mainan pun kami terima. Entah apa yang kami bincangkan di restaurant cepat saji stasiun itu tapi kami bersepakat untuk pindah tepat.
Menyusuri sebuah kota dan tanpa diminta kamu menjelaskan satu persatu bangunan, jalan dan gedung lain yang kami lewati. Saat itu kamu meminta aku untuk menunjukkan arah melalui gps dari ponselku.
Motor kami parkir di sebuah gang berbelok, aku lupa tepatnya jalan apa. Kami mampir di kedai eskrim kuno, Ragussa. Kamu memilihkan menu unggulan kami menyantap eskrim dan dengan alasan bosanpun aku meminta pulang.
Sepanjang jalan mendekati gerimis, motor diarahkannya melewati antara. Aku lupa apa itu setauku gallery atau tempat belajar fotografi. Menyusuri gallery sambil sesekali ak menangkap foto dengan kamera handphone, karya yang biasa saja tapi kami menikmati pameran satu persatu dan cermat membaca caption.
Menjelang malam mulai turun hujan dan deras, aku tidak tahu apa Tuhan memberkati pertemuan kami untuk durasi lebih lama, sisa waktu sambil menunggu hujan reda kami habiskan untuk mengobrol dan aku menyempatkan mengecharge HP. obrolan kami panjang lebar dan selalu saja ada topik untuk dibicarakan. Sekitar pukul setengah sepuluh malam kamu menawaiku untuk mengantarkan pulang ke penginapan
Dan setelah itupun waktu berlalu dan tidak ada kabar berlanjut, sepertihalnya hujan reda
Komentar