Ada sebagian orang yang menganggap menulis adalah sebuah
pekerjaa, adapual hobi, dan saya sendiri merasa kesulitan dalam menulis. Sudah
hamper dua tahun yang lalu menyelesaikan skripsi, setahun tidak aktif menulis
atau orat-oret di blog. Meskipun akhir-akhir ini saya sering membaca buku,
namun pemikiran saya masih belum jejeg atau konsisten. Saya masih terpengaruh
ini – itu, dan pekerjaan hanya sebagai buruh ketikkupn saya akui membuat saya
sedikit tumpul. 01 November 2015 saya awali lagi sebagai kegiatan 31 hari
menulis, entah apapun itu yang terpenting setiap hari saya memiliki kewajiban
menulis.
Tulisan pertama saya kali ini ialah membahas mengenai trend
atau musim berwisata, orang-orang jaman sekarang yang memiliki waktu berlebih
pun dibarengi dengan kantong berlebih akan menghabiskanny sebagai libura.
Meskipun saya belajar (ambil jurusan) tentang ini, yaitu pola-pola konsumerisme
model baru. Dulu orang berlibur itu musiman, dan tidak semua destinasi dapat
terjangkau seperti sekarang. Sementara semakin berkembangnya arus informasi dan
aksebilitas, tentunya orang yang didorong eksistensi di kehidupan virtualnya
tak jarang yang rela buang uang besar untuk membeli pengalaman.
Disuatu sisi memang bagus, seseorang dapat dengan mudah
megetahui belahan dunia lain, akan tetapi di sisi lain tidak semua penduduk
Indonesia dengan endapatan per kapita diatas rata-rata. Sayang sekali jika kita
menabung hanya untuk dihamburkan dalam sepekan untuk mengunjungi desa nan jauh
dan elok.
Menjadi asing dan gumunan di negeri sendiri, maaf bias saja
dalam satu kabupaten kamu tinggal di kota dan kamu berkunjung ke desa akan
gagap situasi. Yahh tren travelling ini menjalar dimana-mana, siapa yang
diuntunkan? Semua yang dapat mengambil
peluang tentunya. Semoga kedepannya tren wisata juga dibarengi dengan perilaku
yang baik, tidak arogan, cinta lingkungan, dan dengan sudut pandang sama rata.
Marcopolo di usia 26 tahun berkeliling (wisata) menemukan
benua eropa, nah kalau kamu sudah menemukan apa ? heheh
Komentar
Posting Komentar