Kalau ada suatu perpisahan bisa dipastikan ada pertemuan
kembali, deikian pula sebaliknya jika kamu dipertemukan tidak luput juga kamu
akan berpisah lagi. Hampir sebelas bulan saya berpisah dengan seorang teman,
kami berteman semasa awal kuliah. Pertemanan kami tergolong aneh, meskipun kami
satu fakultas dan kadag kuliah umum bersama, namun hubungan pertemanan kami
terjalin via dunia maya. Kami cukup mengetahui satu sama lain, kalau kami
secara tidak sengaja bertemu atau bertatap muka pasti salah satu dari kami
pura-pura tidak lihat atau buang muka.
Aktivitas pertemanan kami tergolong cukup baik dan inten
di dunia maya, obrolan tentang kuliah, kesamaan hobi, dan game favourit. Ada
yang aneh walaupun tidak bertemu secara langsung sya suka temanku ini. Saya
sangat bangga menceritakan kesukaan saya pada “kawan” saya satu ini pada teman
kos, teman main, teman nongkrong dan sampai empat kali saya ganti kospun saya
ceritakan semua hahaha. Sial karena kebodohan saya, teman saya semakin banyak
yang tahu, sayapun jadi bahan gurauan. Nah suatu kali teman saya bercandain
saya dengan “kawan” saya ini hingga dia tahu kalau saya suka dia dan hubungan
kami semakin jauh.
Rupanya dia bukan orang pendendam, akun sosmed saya yang
lain tetap ia hubungi, semakin akrab lagi ketika muncul sosmed baru hingga saya
bermai game yang sama dengan dia. Karena selau dan tinggal mengerjakan tugas
akhir saya dan dia semakin dekat saja di dunia maya. Kami sering janjian untuk
keluar sekedar membeli susu hangat atau membeli baju bekas,sayangnya selalu
gagal. Dulu waktu dia masih belum punya pacar dan ngajak saya main jauh, saya
selalu sok jual mahal. Setelah itu sepertinya
saya sempat jalan sama anak angkatan bawah, tetapi saya dengan “kawan”
saya masih ngobrol, janjian nonton bola, saling membangunkan dipagi hari.
Waktu berjalan begitu cepat, saya sudah lama lulus dari
kampus yang dulu. Tahun ini “kawan” saya menghubungi syaa lagi, dan tanpa di
sangka dia sudah putus dengan pacarnya setelah berhubungan bertahun-tahun.
Seperti jodoh rupanya, saya juga baru saya putus. Sepertinya menarik, kami
pasangan bagian dari masa lalu bertemu kembali saat sama-sama patah hati.
Mungkin orang-orang akan menganggap simple, kami balikan. Tidak semudah
mebalikkan telapak tangan, kami tidak balikan. Kai kehilangan komunikasi
setelah ia berpamitan untuk kembali bekeja di luar.
Dua hari yang lalu, saya mendapatkan kabar dari “kawan”
saya satu ini lagi. Nah tanpa tedeng aling-aling atau basa-basi terlebih
dahulu, ia mengajak saya ngebir dan piknik, tak luput juga menjanjikan
membawakan oleh-oleh dan menunggu ia pulang kami main bersama. What a
blablabla.. PErasaan saya campur aduk, saya senang tapi juga kesal kalau
besoknya Cuma dianggap teman lagi hahha. Saya menceritakan ini pada bekas teman
kos saya dulu, yang menjadi saksi atau terpaksa menemani saya tidur di kamar
karena menangis sesenggukan akibat gagal jalan dengan “kawan” saya tersebut.
Untuk tahun ini, di usia menjelang seperempat abad waktu yang tak muda lagi,
saya berjanji kalau saya di bohongin saya gak mau temenan alias delete
kontaknya juga selamanya tidak mau komunikasi lagi. Kelihatannya seperti anak
kecil tapi tidak apa-apa toh ini naanya juga menjaga perasaan dan mengejar
mimpi masa depan hehe.
Komentar
Posting Komentar