Langsung ke konten utama

kecintaan pada tanaman yang mulai luntur

Saya senang sekali pada tanaman, seperti yang pernah saya critakan kalau kegiatan bercocok tanam sudah akrab sejak kecil. Mulai dari ikut kakek ke kebun maupun mengantar makanan ke sawah. Beberapa bulan yang lalu semangat saya dan kecintaan saya pada tanama tumbuh begitu besar melebihi kecintaan saya makan indomie goreng. Sayapun sempat mengikuti kelas pertanian yang diadakan salah satu lembaga studi, tetapi saya juga jarang masuk. Tema utama dari kelas yang saya ikuti yaitu ketahanan pangan.
Teman-teman saya juga tak jarang lho yang memiliki hobi dan kecintaan yang sama pada tanaman akhir-akhir ini, sehingga kami saling bertukar kabar mengenai tanaman kami, bagaimana perawatannya, kadang saling berkirim foto hasil kebun. Hal ini tentunya sangat menyenangkan diluar obrolan pilpres sebulan yang lalu, di luar obrolan teman-teman saya yang menjadi ibu muda berbagi resep dan tips kesehatan bayi mereka. Saya merasa mempunyai kecocokan dengan teman saya yang bercocok tanam ini.
Nah hari ini saya merasa aneh sekali, saya murai jarang membelai tanaman, merawatnya dengan sungguh-sungguh. Saya lebih asik dan menyibukan diri berselancar di internet, apakah hobi baru saya ini surfing di dunia maya akan lebih membaagiakan dibandingkan dengan bercocok tanam,ah entahlah.
Saya mulai bosan dengan perbincangan bercocok tanam dengan teman-teman, awal dari niatan kami yaitu mengembalikan keseimbangan ekologi, dengan hal-hal kecil yag dapat kami lakukan.  Saya tidak mengelak ide-ide besar dan cemerlang dari teman saya ini menginspirasi saya, lambat laun kegiatan bercocok tanam ini mulai terlihat seperti kegiatan yang berkelas. Kegiatan bercocok tanam kami tidak seperti petani di desa-desa, lebih tepatnya seperti pamer apa yang kami miliki.
Kegiatan bercocok tanam pun bukan lagi sebagai hobi, atau dukungan terhadap kedaulatan pangan, tapi sudah mulai serius. Nah bukannya saya mau menghindari yang serius atau agak berbobot ini, tapi ide besar yang tidak diimbangi dengan langkah konkret tentu akan terlihat pincang.  Kami sebagai petani juga memiliki relasi sosial yang dibilang cukup bagus, yaitu berbagi hasil kebun walaupun melalui jejaring sosial. Hal ini bertujuan agar teman kami yang menyukai hasil kebun kami dapat mengunduh secara bebas, hahah
Relasi saya dengan teman-teman sesame petani  pun masih berputar dalam lingkaran yang sama, saya belum berkenalan dengan tetangga kebun saya yang asli, saya belum berbagi hasil kebun saya dengan petani yang biasanya lewat mebawa cangkul di dekitar kebunku, saya juga belum berbagi modal sosial yang berupa kearifan lokal tata cara memanen, menanam dan masih banyak lagi. Ahh saya rasa say amsih gagal menjadi petani sesungguhnya bagaimana  petani-petani jaman dahulu yang rela meluangkan waktu untuk membasmi hama secara bersama-sama.  


Komentar

Postingan populer dari blog ini

patner baru

30 oktober 2016 Setelah beberapa bulan tidak menulis blog, saya memutuskan untuk menulis kembali. Yaaay bulan memasuki bulan November dan akhir tahun saya merasa bahagia meskipun sibuk dan menua. Kesedihan saya sudah hilang, dengan kata lain sekarang saya memiliki patner baru walaupun tidak berapa lama kemudian harus dipisahkan jarak, tapi apalah jarak tak lagi menjadi masalah. Masalah lain justru muncul seperti masalah-masalah sebelumnya, hal hal yang membuat saya insecure huhu, biasalah wanita cewek yang memasuki fase usia 27 setelah krisis seperempat abad dan memasuki krisis-krisis lainnya. Oke hal tersebut bisa di skip. Tapi masalah yang sama dengan orang yang berbeda membuat saya berpikir ulang jangan-jangan kesalahan ada dalam diri saya sendiri :’( Toh rencana tetaplah rencana, kita hanyalah manusia dan Tuhan yang menentukan J .. !! Selamat berakhir pekan.

bunga kenanga bukan kenangan :D

Sejak kecil saya sangat tertarik dengan kegiatan bercocok tanam maupun berkebun, selain berkebun di kebun milik kakek yang letaknya tak jauh dari rumah, di depan rumah pun banyak ditumbuhi berbagai macam flora khas tropis, seperti : bunga mawar, bunga sepatu, bunga kertas, bunga melati, bunga desember, bunga kamboja, dan masih banyak lagi   tanaman yang saya lupa namanya. Penamaan bunga di Indonesia tentu berbeda dengan penamaan di daerah lain, seperti di Indonesia saja satu macam bunga bisa memiliki berbagai nama, untuk memudahkan atau menyeragamkan maka kita mencari padaann nama di google dengan nama latin nya. Ada satu bunga yang saya sukai dari wangi harumnya, yaitu Bunga Kenanga yang memiliki kenagan hahah, Bunga Kenanganselain baunya khas sedikit menyengat. Semasa saya masih anak-anak, saya suka memetiknya lalu saya peras-peras ceritanya itu dibuat parfum,Dulu waktu saya kecil belum cukup tau apa manfaat dari bunga ini, setau saya ini bunga untuk bunga orang mati di ca...

diskon akhir bulan

Hari ini saya disuruh ibu untuk pergi ke sebuah Toko retail paling ternama di kota ini, rupanya ibu membaca sebuah Koran harian lokal yang memuat iklan diskon di pusat perbelanjaan tersebut. Ibu tertarik, soalnya dalam iklan tersebut tertulis “beli dua dapat satu”. Akhir bulan, uang sedang menipis hanya cukup untuk makan, ibupun belum gajian, tetapi karena termakan iklan tersebut ibu memaksa saya membelikan sandal, jika beli dua yang berarti dapat tiga maka  satu untuk ibu, satu untuk kakak perempuan saya dan satu bagian lagi tentu untuk saya. Promosi di akhir bulan ini bisa jadi sebuah musibah bagi yang menerima gaji di awal bulan tetapi memiliki hasrat belanja tinggi, juga musibah bagi penerima gaji di akhir bulan lalu habis dibelanjakan begitu saja. Sayateringat waktu kerja di kabupaten terpencll, saya mungkin sebulan sekali pergi ke kota dan sayapun mikir dua kali untuk belanja. Jaraka dan media meskipun di pedalaman, akhir bulan, dan uang pas-pasan sungguh tidak menja...