Beberapa hari yang
lalu, saya mendapat sms dari teman lama,ia adalah teman saya waktu kami
mengikuti sebuah festival kesenian di
Jogja. Singkat cerita setelah kami saling bertanya kabar, kami juga menanyakan kesibukan masing-masing.
Senang sekali rasanya, saat mendengar teman saya ini juga bergerak di bidang plantation, sama dengan isu yang saya
sukai dan sedang saya kerjakan. Teman saya bergerak sendiri dan mengajak rekan,
kerabat atau teman terdekatnya untuk menyebarkan bahwa kegiatan bercocok tanam tidak terlepas dari kegiatan
sehari-hari. Teman saya mulai menanam umbi-umbian, seperti kirut, ganyong, dan
umbi-umbi lain. Teman saya juga menceritakan, bahwa media yang ia gunakan
tidaklah rumit, dengan lahan yang sempit tanaman pun mulai menyesuaikan diri.
Isu yang ingin disebarkan oleh teman saya adalah bahwa di kota pun padi dapat
tumbuh, sehinggahal semacam ini bisa ditularkan pada anak-anak kota besar
lainnya, seperti Jakarta, Bandung, atau Surabaya. Isu inilah yang semulanya
akan saya kembangkan di tempat kerja saya nanti, bahwa saya ingin menghidupkan
lahan di tempat kerja yang sudah lama menganggur, seperti dengan menanam
umbi-umbian, bumbu dapur, sayuran, buah dengan sistem perawatan yang bebas dari
pestisida, mengapa saya katakana bebas pestisida, menggunakan label organic itu sendiri sangat
sulit, membutuhkan sertifikasi yang tidak mudah. Oke mari bercocok tanam kawan J
Hari ini saya disuruh ibu untuk pergi ke sebuah Toko retail paling ternama di kota ini, rupanya ibu membaca sebuah Koran harian lokal yang memuat iklan diskon di pusat perbelanjaan tersebut. Ibu tertarik, soalnya dalam iklan tersebut tertulis “beli dua dapat satu”. Akhir bulan, uang sedang menipis hanya cukup untuk makan, ibupun belum gajian, tetapi karena termakan iklan tersebut ibu memaksa saya membelikan sandal, jika beli dua yang berarti dapat tiga maka satu untuk ibu, satu untuk kakak perempuan saya dan satu bagian lagi tentu untuk saya. Promosi di akhir bulan ini bisa jadi sebuah musibah bagi yang menerima gaji di awal bulan tetapi memiliki hasrat belanja tinggi, juga musibah bagi penerima gaji di akhir bulan lalu habis dibelanjakan begitu saja. Sayateringat waktu kerja di kabupaten terpencll, saya mungkin sebulan sekali pergi ke kota dan sayapun mikir dua kali untuk belanja. Jaraka dan media meskipun di pedalaman, akhir bulan, dan uang pas-pasan sungguh tidak menja...
Komentar
Posting Komentar