Tepat setahun aku tingggal di kota kecil ini, dan rasa nyaman mulai datang. Tak banyak kawan yang kumiliki disini, ya memang begitu. Di kota kecil dimana semua hal bebas dan layak untuk dikomentari meskipun bukan hal yang fundamental. Ah orang-orang disini terlalu sibuk mengurusi orang lain hingga lupa mengurus dirinya sendiri. Aku mengenal seseorang itu dalam suatu acara resmi kedinasan, saat itu tak sengaja ia mengajaku foto bersama tanpa tendensi apapun ku iyakan permintaanya, pertemuan kami berlanjut di kantin dan saling menukar nomor di atas kertas, karena hp kami mati. Ah lucu sekali. Kami satu kelas dalam pendidikan tersebut, aku akui dia cerdas. Sebelumnya aku ceritakan dulu, he is a good daddy mungkin juga a nice husband. Obrolan kami awal-awal hanya sekedar basa-basi hingga diapun juga akrab dengan teman-temanku yang lain. Pun sempat pula digosipkan dengan temanku, ah terlalu rumit ceritanya malas ak menjelaskan. Toh hal itu tidaklah penting. Kami bercerita via virtual...